Ayat Tentang: Ajakan Kepada Islam

Ayat Al Qur’an tentang: Ajakan Kepada Islam.

Ini adalah pembagian ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan tema: Ajakan kepada islam. Terdapat 15 ayat dalam 11 surah, diantaranya:
1. Al Baqarah ayat 211 dan 285
2. Al Maidah ayat 3
3. Al An’am ayat 70
4. Al Anbiya’ ayat 92
5. Al Mu’minun ayat 52
6. Al Qashash ayat 61
7. As Sajdah ayat 18
8. Az Zumar ayat 11-14
9. Al Hadid ayat 16
10. Al A’la ayat 14
11. Al Bayyinah ayat 5

Ini adalah Bab 1: Sekitar Arkanul Islam, Pasal 1: Ad-Dien (Agama). Berikut ini adalah lafadz dan terjemahan ayat-ayat tentang Ajakan kepada Islam.

1. Al Baqarah ayat ke-211 dan 285:

سَلۡ بَنِىۡٓ اِسۡرَآءِيۡلَ كَمۡ اٰتَيۡنٰهُمۡ مِّنۡ اٰيَةٍۢ بَيِّنَةٍ ‌ؕ وَمَنۡ يُّبَدِّلۡ نِعۡمَةَ اللّٰهِ مِنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡهُ فَاِنَّ اللّٰهَ شَدِيۡدُ الۡعِقَابِ ‏﴿۲۱۱

Tanyakanlah kepada Bani Israil: “Berapa banyaknya tanda-tanda [kebenaran] [1] yang nyata, yang telah Kami berikan kepada mereka”. Dan barangsiapa yang menukar ni`mat Allah [2] setelah datang nikmat itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya. (2:211)

1* Yaitu ayat-ayat yang jelas di kitab-kitab mereka yang menunjukkan mereka kepada kebenaran. Namun ayat-ayat itu mereka ingkari, bahkan mereka sempat merubahnya. Demikian juga ayat-ayat yang berupa mukjizat sekaligus sebagai nikmat, seperti terbelahnya lautan sehingga mereka berhasil lolos dari kejaran bala tentara Fir’aun, diturunkannya Al Mann dan As Salwa dsb. lalu mereka merubah nikmat itu dengan bersikap kufur.
2* Yang dimaksud dengan nikmat Allah di sini ialah perintah-perintah dan ajaran-ajaran Allah atau petunjuk-Nya.

اٰمَنَ الرَّسُوۡلُ بِمَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡهِ مِنۡ رَّبِّهٖ وَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ‌ؕ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ اَحَدٍ مِّنۡ رُّسُلِهٖ‌ وَقَالُوۡا سَمِعۡنَا وَاَطَعۡنَا‌ غُفۡرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيۡكَ الۡمَصِيۡرُ‏﴿۲۸۵

Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. [Mereka mengatakan]: “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun [dengan yang lain] dari rasul rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami ta’at”. [Mereka berdo’a]: “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”. (2:285)

2. Al Maidah ayat ke-3:

حُرِّمَتۡ عَلَيۡكُمُ الۡمَيۡتَةُ وَالدَّمُ وَلَحۡمُ الۡخِنۡزِيۡرِ وَمَاۤ اُهِلَّ لِغَيۡرِ اللّٰهِ بِهٖ وَالۡمُنۡخَنِقَةُ وَالۡمَوۡقُوۡذَةُ وَالۡمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيۡحَةُ وَمَاۤ اَكَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَكَّيۡتُمۡ وَمَا ذُ بِحَ عَلَى النُّصُبِ وَاَنۡ تَسۡتَقۡسِمُوۡا بِالۡاَزۡلَامِ‌ ؕ ذٰ لِكُمۡ فِسۡقٌ‌ ؕ اَلۡيَوۡمَ يَٮِٕسَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا مِنۡ دِيۡـنِكُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡهُمۡ وَاخۡشَوۡنِ‌ ؕ اَ لۡيَوۡمَ اَكۡمَلۡتُ لَـكُمۡ دِيۡنَكُمۡ وَاَ تۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِىۡ وَرَضِيۡتُ لَـكُمُ الۡاِسۡلَامَ دِيۡنًا‌ ؕ فَمَنِ اضۡطُرَّ فِىۡ مَخۡمَصَةٍ غَيۡرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثۡمٍ‌ۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ‏ ‏﴿۳

Diharamkan bagimu [memakan] bangkai, darah[1], daging babi, [daging hewan] yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[2], dan [diharamkan bagimu] yang disembelih untuk berhala. Dan [diharamkan juga] mengundi nasib dengan anak panah[3], [mengundi nasib dengan anak panah itu] adalah kefasikan. Pada hari ini [4] orang-orang kafir telah putus asa untuk [mengalahkan] agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa[5] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (5:3)

1* Yakni darah yang mengalir, sebagaimana disebutkan dalam surat Al An’aam ayat 145.
2* Maksudnya adalah binatang yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas adalah halal jika sempat disembelih sebelum mati. Jika tidak sempat disembelih, maka tergolong bangkai.
3* Al Azlaam artinya anak panah yang belum memakai bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum memakai bulu untuk menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya adalah mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu, dan ditulis masing-masingnya dengan, “Lakukanlah”, “Jangan lakukan”, sedangkan yang ketiga tidak ditulis apa-apa, kemudian diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka’bah. Apabila mereka hendak melakukan sesuatu, maka mereka meminta supaya juru kunci ka’bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserah nanti apakah mereka akan melakukan atau tidak, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, maka undian diulang sekali lagi. Dalam ayat ini Allah mengharamkan perbuatan itu dan perbuatan yang semisal dengannya, serta menggantinya dengan syari’at shalat istikharah (meminta pilihan kepada Allah) dalam semua urusan mereka.
4* Yang dimaksud dengan hari ini adalah hari ‘Arafah pada saat haji wada’ (tahun ke-10 H), haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu orang musyrik tidak melakukan haji dan tidak berthawaf di Baitullah dengan telanjang.
5* Yakni terpaksa memakan makanan yang diharamkan.

3. Al An’am ayat ke-70:

وَذَرِ الَّذِيۡنَ اتَّخَذُوۡا دِيۡنَهُمۡ لَعِبًا وَّلَهۡوًا وَّغَرَّتۡهُمُ الۡحَيٰوةُ الدُّنۡيَا‌ وَ ذَكِّرۡ بِهٖۤ اَنۡ تُبۡسَلَ نَفۡسٌ ۢ بِمَا كَسَبَتۡ‌ۖ لَـيۡسَ لَهَا مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ وَلِىٌّ وَّلَا شَفِيۡعٌ‌ ۚ وَاِنۡ تَعۡدِلۡ كُلَّ عَدۡلٍ لَّا يُؤۡخَذۡ مِنۡهَا‌ ؕ اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ اُبۡسِلُوۡا بِمَا كَسَبُوۡا‌ ۚ لَهُمۡ شَرَابٌ مِّنۡ حَمِيۡمٍ وَّعَذَابٌ اَ لِيۡمٌۢ بِمَا كَانُوۡا يَكۡفُرُوۡنَ ‏﴿۷۰

Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama [1] mereka sebagai main-main dan senda-gurau [2], dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah [mereka] dengan Al Qur’an itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak [pula] pemberi syafa’at [3] selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka [disediakan] minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu. (6:70)

1* Yakni agama Islam yang mereka disuruh mematuhinya dengan sungguh-sungguh.
2* Arti menjadikan agama sebagai main-main dan senda gurau adalah memperolokkan agama itu; mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-Nya dengan dasar main-main dan tidak sungguh-sungguh atau kosong hatinya dari mencintai Allah dan mengenal-Nya serta menyibukkan diri dengan hal yang memudharratkannya, serta senang di atas kebatilan.
3* Yakni sebelum dosa-dosanya meliputi dirinya, sehingga tidak ada yang dapat memberinya manfaat dengan syafaat selain Allah.

4. Al Anbiya’ ayat ke-92:

اِنَّ هٰذِهٖۤ اُمَّتُكُمۡ اُمَّةً وَّاحِدَةً  ‌ۖ وَّاَنَا رَبُّكُمۡ فَاعۡبُدُوۡنِ‏﴿۹۲

Sesungguhnya [agama tauhid] ini adalah agama kamu semua; agama yang satu [1] dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku. (21:92)

1* Yakni para rasul yang telah disebutkan adalah satu umat dengan kamu dan pemimpin kamu yang harus kamu ikuti dan kamu pakai petunjuknya, dan bahwa mereka berada di atas agama yang satu, yaitu agama tauhid atau Islam, di mana mereka semua sama-sama menyeru kepada tauhid (mengesakan Allah).

5. Al Mu’minun ayat ke-52:

وَاِنَّ هٰذِهٖۤ اُمَّتُكُمۡ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّاَنَا رَبُّكُمۡ فَاتَّقُوۡنِ‏﴿۵۲

Dan sesungguhnya [agama tauhid] ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu[1] dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku. (23:52)

1* Lihat surat Al Anbiya ayat 92.

6. Al Qashash ayat ke-61:

اَفَمَنۡ وَّعَدۡنٰهُ وَعۡدًا حَسَنًا فَهُوَ لَاقِيۡهِ كَمَنۡ مَّتَّعۡنٰهُ مَتَاعَ الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا ثُمَّ هُوَ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ مِنَ الۡمُحۡضَرِيۡنَ‏﴿۶۱

Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik [surga] lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi;[1] kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret [ke dalam neraka]? (28:61)

1* Yang memiliki kekurangan, keterbatasan dan tidak kekal.

7. As Sajdah ayat ke-18:

اَفَمَنۡ كَانَ مُؤۡمِنًا كَمَنۡ كَانَ فَاسِقًا‌ ؕ لَا يَسۡتَوٗنَؔ‏﴿۱۸

Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik [kafir]? Mereka tidak sama. (32:18)

8. Az Zumar ayat ke 11-14:

قُلۡ اِنِّىۡۤ اُمِرۡتُ اَنۡ اَعۡبُدَ اللّٰهَ مُخۡلِصًا لَّهُ الدِّيۡنَۙ‏﴿۱۱﴾ وَاُمِرۡتُ لِاَنۡ اَكُوۡنَ اَوَّلَ الۡمُسۡلِمِيۡنَ‏﴿۱۲﴾ قُلۡ اِنِّىۡۤ اَخَافُ اِنۡ عَصَيۡتُ رَبِّىۡ عَذَابَ يَوۡمٍ عَظِيۡمٍ‏﴿۱۳﴾ قُلِ اللّٰهَ اَعۡبُدُ مُخۡلِصًا لَّهٗ دِيۡنِىۙ‏﴿۱۴

Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam [menjalankan] agama. (39:11) Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri”. (39:12) Katakanlah: “Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku”. (39:13) Katakanlah: “Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam [menjalankan] agamaku”. (39:14)

9. Al Hadid ayat ke-16:

اَلَمۡ يَاۡنِ لِلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَنۡ تَخۡشَعَ قُلُوۡبُهُمۡ لِذِكۡرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الۡحَـقِّۙ وَلَا يَكُوۡنُوۡا كَالَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ مِنۡ قَبۡلُ فَطَالَ عَلَيۡهِمُ الۡاَمَدُ فَقَسَتۡ قُلُوۡبُهُمۡ‌ؕ وَكَثِيۡرٌ مِّنۡهُمۡ فٰسِقُوۡنَ ‏﴿۱۶

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun [kepada mereka], dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. (57:16)

10. Al A’la ayat ke-14:

قَدۡ اَفۡلَحَ مَنۡ تَزَكّٰىۙ‏﴿۱۴

Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri [dengan beriman], (87:14)

11. Al Bayyinah ayat ke-5:

وَمَاۤ اُمِرُوۡۤا اِلَّا لِيَعۡبُدُوا اللّٰهَ مُخۡلِصِيۡنَ لَـهُ الدِّيۡنَ ۙ حُنَفَآءَ وَيُقِيۡمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤۡتُوا الزَّكٰوةَ‌ وَذٰلِكَ دِيۡنُ الۡقَيِّمَةِ ؕ‏﴿۵

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam [menjalankan] agama dengan lurus [1] dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (98:5)

1* Lurus berarti jauh dari syirk (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan, atau berpaling dari seluruh agama yang bertentangan dengan tauhid.

Sampai disini klasifikasi ayat-ayat Al Qur’an tentang: Ajakan kepada Islam,  semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan keislaman kita, amin. Untuk tafsir ataupun asbabun nuzul ayat-ayat tersebut, silahkan baca disebelah.
Wallaahu a’lamu bis shawaabi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *